31 Oktober, 2009

Gores yang lama

Satu ingatan seribu kejadian

pantai tergenang
di dalam kenang
senja menjadi batu
tempat engkau duduk

Orang menebak
menjual apa gadis itu?

Aku bilang
menjual mimpi

Untuk apa?
Membeli cita-cita!

Lahir

Meski ada yang hilang,
ada yang datang,
ada yang tersembunyi,
ada yang kabur,
ada yang jelas,

ada yang berbisik padaku
"Itu kabut di Laut Padang" 

09 September, 2009

Kau terkunci di dalam

Kubuka catatan harian
dan kau tergoda untuk masuk di sana
meski aku lebih menyukai petir dan ombak
daripada sifat menggelegarmu
kau tetap masuk
menghabiskan halaman demi halaman

dan ketika angin sejuk, kumbang dan kembang mengetuk
kau mengunci pintu rapat-rapat
bahkan
aku dengan bilah penaku kedinginan dan menggigil di luar


"The diary" 1988

Pilihan

Kugadaikan perasaanku
pada ikan-ikan bodoh yang
berenang tak beraturan

Lalu aku berpura-pura gembira
untuk hal yang tak diinginkan
tapi siapa perduli
itu aku hanya menipu hatiku
tidak merugikan orang lain

dan ketika daganganmu tak laku
siapa pula yang peduli
kecuali aku yang meski hanya diam
memendam welas sedalam laut
tanpa terlihat ke permukaan


tapi simaklah apa yang dikatakan ombak pada langit
itulah kedalaman hatiku

sekarang
aku hanya ingin bernyanyi kecil dihatiku
menepis ombak dan melupakan langit

seolah tak terjadi apapun

tapi ombak tetaplah ombak ia tetap akan menceritakan
apa yang ada di kedalaman hati sana

Dan agar kita tidak sakit
sebut saja
"tapi itu hanya satu ketika"




"Sehabis olah raga, di Pantai Padang" --- 1987

Lagu Dea padaku 2

Sepanjang silhuet
antara bukit barisan
pantai padang
mentari yang mulai tenggelam
dan lapangan volley-nya Don Bosco

bukankah senyummu berhamparan di sana-sini?

dan kau biarkan dua perbedaan
menyambut senja menjelang senyap
tanpa ada sepatah kata

Tak mungkin kau risau!


"1987"

13 Januari, 2009

"Teman"

Selamat jalan nada-nada jiwaku
Lagu panjangmu telah usai
penuh keringat oleh sakit tak berwajah
terpendam jauh di tahan dalam ranah ketidak punyaan
engkau kini terlelap panjang

mimpi dalam bentuknya yang berbeda
itulah yang kau dan aku punya

hanya doa
adalah garis halus
yang menautkan hatiku padamu
'pun kalau kau terima

corat-coret 1989 "for Deanti"

Lagu Dea Padaku

Mencintainya
menjadikan merpati yang kukasihi terbang jauh
sepanjang hari
hatiku terombang-ambing di atas lautan
tidak bisa hinggapkan letihku di manapun
kecuali dalam ranting kegundahan yang kuciptakan sendiri
bercabang kesegala penjuru tapi tak layak di kakiku
tak ingin kuhitung kepakmu
yang melayangkanku pada rasa bersalah
Jadi kubilang
terbangmu
adalah pencaharianku yang keliru

hanya bergumul dalam sakit
Tapi kau rasakankah? Laki-laki kokoh!!!
Ndak mungkin....ndak mungkin....ndak mungkin
engkau bebas di atas Laut Padang
hinggap pada senar-senar yang engkau selalu petik
dan melayang bersama lagumu


Aku geram :
Jangan kaitkan jumlah kepakku
dengan kemiskinan hati yang kau kejar
engkau tampak kaya akan cinta dari titik air matamu
mungkin aku salah
tapi penempatan air matamu bagiku keliru
tinggalkan genangan itu

bukankah hinggap dipundakku
= kapanpun tersedia?

pilihanmu semerdeka ikan-ikan
yang hanya dua meter di hadapanku
ceria berlarian diantara ombak kecil dan karang
sementara aku beku terlupakan

Masih kau tanya perasaanku?

Jadi jangan menangis lagi......

(1000 kali kugelengkan kepalaku)